Mengaplikasikan Aspek Kohesi Dan Koherensi Pada Tingkat Paragraf Dan Analisis Jenis Paragraf

Mengaplikasikan Aspek Kohesi Dan Koherensi Pada Tingkat Paragraf Dan Analisis Jenis Paragraf



Setiap paragraf harus disusun secara kohesif dan koheren. Suatu paragraf ialah kohesif apabila pada paragraf itu dioptimalkan pemakaian penanda-penanda kekerabatan antarkalimatnya. Fungsi utamanya ialah memadukan kekerabatan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain.

Penanda kekerabatan antarkalimat itu mencakup beberapa aspek lima hal, yaitu



  1. hubungan penunjukan, yang ditandai oleh kata-kata itu, ini, tersebut, diberikut, tadi;
  2. hubungan pergantian, ditunjukkan oleh kata-kata aku, kaini, kita, engkau, anda, mereka, ia; bentuk ini, itu, dan sejenisnya sanggup pula berfungsi sebagai penanda kekerabatan bergantian;
  3. hubungan pelepasan, ditandai oleh penerapan kata sebagian, seluruhnya;
  4. hubungan perangkaian, ditandai oleh kata dan, lalu, kemudian, akan tetapi, sementara itu, selain itu, nkecuali itu, jadi, akhirnya, namun deinikian;
  5. hubungan leksikal, ditandai oleh memanfaatkan pengulangan kata, sinonim, dan hiponim.

Perhatikan teladan kutipan dan artikel “Menunggu Pahiawan dan Senayan” diberikut ini!

Budayawan Taufik Abdullah (2002) mengungkapkan bahwa perbuatan seseorang ialah pantulan dan nilai ideal doininan, proses= kelahiran pahiawan dimulai. Makara secara ringkas, sanggup dikemukakan nilai-nilai kepahlawanan dimaksud ialah wacana sifat jagoan menyerupai keberanian, keperkasaan, kerelaan berkorban, kesatriaan, panutan, maupun membahagiakan orang lain.

Kutipan di atas ialah teladan paragraf yang kohesif lantaran ditandai dengan kekerabatan perangkai, yaitu kata jadi. Suatu paragraf dikatakan koheren apabila informasi yang terdapat pada kalimat yang satu berafiliasi dekat dengan kalimat yang lainnya. Keeratan kekerabatan antara kalimat-lalimat tersebut ditandai oleh penanda pertalian makna antarkalimat.

Pertalian makna antarkalimat dalam paragraf sedikitnya mencakup beberapa aspek sepuluh macam, yaitu
  1. pertalian penjumlahan, ditandai oleh penerapan di samping, selain itu, selain daripada itu, kecuali itu, lagi pula:
  2. pertalian penurutan, ditandai oleh penerapan la/u, kemudian;
  3. pertalian perperihalan, ditandai dengan ungkapan sebaliknya, akan tetapi, tetapi, namun, padahal, walaitpun dernikian;
  4. pertalian lebih, ditandai oleh ungkapan rnalah, malahan, apabila, lebih-lebih, bahkan;
  5. pertalian lantaran akibat, ditandai oleh ungkapan oleh karenanva, lantaran itu, oleh lantaran itu, maka, akibatnya;
  6. pertalian waktu, ditandai oleh ungkapan setelah itu, lantaran itu, sebelum itu, semenjak itu;
  7. pertalian syarat, ditandai oleh ungkapan jika, deinikian, apabila deinikian, apabila begitu;
  8. pertalian cara, ditandai oleh ungkapan dengan deinikian, dengan begitu, dengan cara begitu;
  9. pertalian kegunaan. ditandai oleh ungkapan untuk itu;
  10. pertalian penjelasan, ditandai oleh ungkapan inisalnya, contohnya.

Perhatikan kutipan dan artikel “Menunggu Pahlawan dan Senayan” diberikut ini!

Politisi beretika justru berhadapan dengan kondisi paradoks di masyarakat. Ketika sebagian besar masyarakat menginginkan perubahan, ada pihak konservatif tetap diberinimpi romantisme masa lalu. Ketika sebagian golongan secara nrimo mendapatkan abadiahan, golongan lain akan mengatakan perilaku irasional dengan kecenderungan mengedepankan emosi.

Ketika sebagian kecil elite politik berusaha menyadari makna akuntabilitas, ada golongan lain mengkontaininasi mereka dengan pragmatisme politik. Kutipan di atas dikatakan koheren lantaran adanya keeratan kekerabatan antardua paragraf yang ditandai dengan pertalian waktu ketika.
Sumber Pustaka: Yudhistira

Belum ada Komentar untuk "Mengaplikasikan Aspek Kohesi Dan Koherensi Pada Tingkat Paragraf Dan Analisis Jenis Paragraf"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel