Latar Belakang Munculnya Kongres Cowok Indonesia
Latar Belakang Munculnya Kongres Pemuda Indonesia
Perkembangan nasionalisme Indonesia terjadi secara simultan dan tidak menjangkau partai-partai politik serta organisasi-organisasi cowok berada dalam proses politisi yang makin meningkat. Perhimpunan dan federasi dan banyak sekali kelompok organisasi yakni salah satu wadah yang diinginkan pada waktu itu alasannya spesialuntuk melalul kolaborasi dan wadah bersama itu gerakan kebangsaan menjadi lebih kuat.
Para pelajar dan mahasiswa dan beberapa organisasi mulai bergabung dalam satu wadah bersama yaitu Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) yang didirikan pada tahun 1926. Anggotanya terbanyak berasal dan mahasiswa fakultas hukum, metode, dan kedokteran di Bandung dan Jakarta.
Untuk merealisasikan semangat persatuan dalam wadah nasionalisme itu mereka menyelenggarakan Kongres Pemuda I pada bulan Mei tahun 1926 Mereka ingin mengesampingkan perbedaan-perbedaan sempit berdasarkan tempat dan ingin membuat kesatuan seluruh bangsa Indonesia. Maka pada tanggal 30 April - 2 Mei 1926 diselenggarakan Kongres Pemuda I di Jakarta (Batavia) dengan dipimpin oleh Moh. Tabrani dan long Java. Tujuan Kongres adalah
- membentuk tubuh sentral
- memajukan paham persatuan kebangsaan;
- mempererat kekerabatan diantara tiruana perkumpulan cowok kebangsaan.
Kongres diadakan oleh tiruana perkumpulan cowok menyerupai long Java, Jong Sumatera Bond Jong Ambon, Sekar Rukun long Mmahasa long Batak dan Jong Islamieten Bond Mereka membentuk sebuah tubuh komite yang diketuai oleh Moh. Tabrani dan long Java, sekretaris Jamaluddin Adi Negoro dan long Sumatrguan Bond dan bendahara Suwarso. Anggota panitia penyelenggara kongres lain yakni Bahder lohan (long Sumatera Bond), Jan Toule Soulemwir, Paul Pinontoan, Hamami, Sanusi Pgua, dan Sarbini.
Dalam buku Versiag Van Het Eerste Indonesisch long Conggres yang diterbitkan oleh panitia kongres, Moh Tabrani, di dalam karangannya wacana Kongres Pemuda I menyampaikan “menggugah semangat kolaborasi di antara bermacam organisasi cowok tanah air kita, semoga sanggup mewujudkan kelahiran persatuan Indonesia, di tengah-tengah bangsa-bangsa di dunia”. Dalam kongres tersebut Muhammad Yamin dan Jong Sumatrguan Bond mempersembahkan ceramah wacana bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Ia mengatakan, tanpa mengurangi penghargaan terhadap bahasa-bahasa tempat menyerupai Sunda, Aceh, Bugis, Madura, Minangkabau, Rotti, Batak dan lain-lain, menurutnya spesialuntuk ada dua bahasa yaitu bahasa Jawa dan bahasa Melayu yang mendukung harapan menjadi bahasa persatuan di masa depan. Namun berdasarkan keyakinannya, bahasa Melayu lambat laun akan menjadi Bahasa Persatuan atau Bahasa Pergaulan bagi rakyat Indonesia.
Tetapi pembicaraan terkena fusi dan tiruana perkumpulan pemda, tidak menhadirkan keputusan di dalam kongres. Meskipun demikian, kongres sudah meriperkuat harapan Indonesia bersatu. Sesudah kongres selesai, diadakan konferensi lanjutan pada tanggal 15 Agustus 1926 yang dihadiri oleh wakil-wakil Jong Java, Jong Islamieten Bond, Jong Sumatrguan Bond, dan Jong Batak. Koferensi mengambil suatu keputusan, semoga perjuangan yang sudah dirintis pada Kongres Pemuda Indonesia I dilanjutkan dengan membentuk fusi cowok atau federasi pemuda.
Sumber Pustaka: Erlangga
Belum ada Komentar untuk "Latar Belakang Munculnya Kongres Cowok Indonesia"
Posting Komentar