Ketenagakerjaan : Pengertian, Persoalan Dan Peranan Pemerintah Dalam Tenaga Kerja
Ketenagakerjaan : Pengertian, Masalah dan Peranan Pemerintah Dalam Tenaga Kerja (Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas VIII)✓ Hal yang kawan-kawan akan pelajari dalam serpihan ini mencakup 1). pengertian angkatan kerja dan masalah angkatan kerja, 2). pengertian tenaga kerja dan masalah tenaga kerja, dan terkena 3). peranan pemerintah dalam mengatasi permasalahan tenaga kerja. Negara Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang sangat besar yang ialah suatu potensi, namun di sisi yang lain ialah beban yang harus ditanggung bagi pemerintah indonesia.
2. Pengertian Tenaga Kerja dan Masalah Tenaga Kerja
3. Peranan Pemerintah Dalam Permasalahan Tenaga Kerja
a). Sedikitnya peluang kerja/lapangan kerja yang tersedia
Negara indonesia mempunyai pendapatan nasional yang rendah lantaran Indonesia ialah negara berkembang, sehingga tingkat investasinya juga rendah. melaluiataubersamaini investasi yang rendah membuat peluang kerja juga rendah.
b). Tingginya tingkat pengangguran
Kesempatan kerja yang sempit dan tingginya jumlah dari angkatan kerja mengakibatkan terjadinya pengangguran yang cukup tinggi. Oleh lantaran tingginya tingkat pengangguran tersebut maka akan mengakibatkan beberapa persoalan kriminal dan masalah sosial.
1. Terdapat ketidaksesuaian antara kemampuan yang dimiliki dengan pekerjaannya. Suatu pekerjaan akan efektif dan efisien apabila dilakukan oleh seorang pekerja yang sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Kita sering melihat seorang pekerja yang dalam bekerja tidak sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya sehingga tidak bisa bekerja secara efektif dan juga efisien.
2. Rendahnya penghasilan/ upah yang didapatkan oleh pekerja. Apabila dibandingkan antara pekerja absurd yang bekerja di Indonesia dengan pekerja Indonesia terdapat perbedaan yang sangat jauh. Bagi tenaga kerja Indonesia terutama untuk pekerja bernafsu jumlahnya sangat banyak sedangkan untuk lapangan kerjanya terbatas, sehingga penawaran tenaga kerja menjadi tinggi sedangkan permintaan tenaga kerja ialah rendah. Dari kondisi tersebut mengakibatkan harga tenaga kerja menjadi rendah dan ini membuat kesejahteraannya dari tenaga kerja tersebut juga rendah.
3. Kurangnya pemberian terhadap tenaga kerja. Resiko yang dihadapi oleh tenaga kerja sanggup berupa yang pribadi bekerjasama dengan pekerjaannya maupun resiko yang lainnya contohnya resiko PHK (pemutusan Hubungan Kerja). Resiko tersebut sanggup terjadi tenaga kerja yang ada di dalam dan di lluar negeri. Ini menggambarkan kurangnya pemberian terhadap tenaga kerja yang ada.
4. Waktu kerja yang tidak sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. Tenaga kerja ialah insan yang mempunyai harkat dan martabat yang mesti dihormati. Tidak sama dengan faktor produksi yang lainnya yang bisa dimanfaatkan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pengusaha, maka tenaga kerja spesialuntuk bisa dimanfaatkan atau digunakan pada ketika tertentu saja dan dam jumlah tertentu pula. Namun dalam prakteknya tidak sedikit tenaga kerja yang harus bekerja dalam jumlah waktu yang di atas kemampuan normal tenaga kerja atau pada waktu yang tidak sesuai dengan kondisi dari tenaga kerja.
5. Hubungan kerja yang kurang harmonis. Terdapat kaitan antara pekerja dan pemdiberi kerja, sehingga dengan adanya keterkaitan tersebut akan muncul adanya hak dan kewajiban pada setiap pihak. Hak dan kewajiban tersebut akan bisa terpenuhi jikalau hubungan kerja antar keduanya bisa berjalan secara baik. Namun dalam prakteknya tidak sedikit terdapat adanya hubungan yang kurang serasi antara pihak pekerja dengan pihak pemdiberi kerja, sehingga adanya hal tersebut membuat hak dan kewajiban masing-masing pihak mejadi terabaikan.
6. Kesejahteraan dan kesehatan pekerja. Supaya pekerja bisa melaksanakan pekerjaannya dengan baik maka harus dalam keadaan yang sehat dan juga sejahtera. Supaya sanggup menunjang tersebut maka pihak pemdiberi kerja harus mengusahakan adanya pelayanan kesehatan bagi para pekerja dan usaha-usaha untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja. Namun kenyataannya ialah seringkali dijumpai pelayanan kesehatan yang kurang memadai terhadap pekerja terutama untuk mereka yang bekerja pada perusahaan yang masih kecil.
Tujuan pembangunan ketenagakerjaan adalah:
1. Memperluas peluang kerja. Pemerintah mempunyai tanggung tanggapan untuk mengusahakan adanya ekspansi peluang kerja yang mana seluruh kebijakan pemerintah baik yang ada di sentra maupun yang ada di kawasan pada setiap sektor ialah ditujukan supaya terwujud adanya ekspansi peluang kerja baik di dalam maupun di luar hubungan kerja. Lembaga keuangan baik yang bergerak pada sektor perbankan maupun pada sektor nonperbankan dan dunia perjuangan perlu untuk memmenolong/ mempersembahkan kegampangan kepada setiap kegiatan masyarakat yang bisa menciptakan/ berbagi adanya ekspansi peluang kerja. Perluasan peluang kerja dilakukan dengan melewati penciptaan kegiatan yang bersifat produktif dan juga berkesinambungan dengan cara mendayagunakan potensi sumber daya alam (SDA), sumber daya insan (SDM), dan teknologi sempurna guna dengan contoh pembentukan/ training tenaga kerja yang mandiri, mengaplikasikan sistem padat karya, penerapan teknologi sempurna guna, dan pendayagunaan tenaga kerja sukarela atau contoh yang lain yang bisa mendorong untuk terciptanya suatu ekspansi peluang kerja, misalnya:
3. Membatasi pemakaian tenaga kerja absurd di Indonesia. Bagi pemdiberi kerja yang mempekerjakan tenaga kerja absurd harus mempunyai izin tertulis dari menteri tenaga kerja/ pejabat yang terkait.
Kewajiban pemdiberi kerja tenaga kerja absurd adalah:
A). Meningkatkan kualitas tenaga kerja dan menyesuaikan kemampuan dari tenaga kerja melalui petes kerja
Tujuan dari penyelenggaraan petes kerja ialah untuk membekali, meningkatkan dan juga untuk berbagi kompetensi kerja supaya kemampuan produktivitas dan kesejahteraan menjadi meningkat. Petes kerja yang dilakukan harus memperhatikan kebutuhan pasar kerja dan dunia usaha. Para pengusaha mempunyai tanggungjawaban atas peningkatan kompetensi para pekerjanya melalui petes kerja baik itu yang diselenggarakan oleh pihak pemerintah maupun oleh forum petes swasta. Syarat penyelenggara petes kerja yaitu:
B). Menetapkan kebijakan pengupahan
Setiap tenaga kerja berhak atas upah yang layak bagi kemanusiaan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebjakan penetapan pengupahan oleh pemerintah antara lain meliputi:
a. Upah minimum.
b. Upah kerja lembur.
c. Upah tidak masuk kerja lantaran karena adanya berhalangan.
d. Upah tidak masuk kerja oleh lantaran melaksanakan kegiatan lain di luar pekerjaannya.
e. Upah oleh lantaran menjalankan hak waktu istirahat kerjanya.
f. Bentuk dan tata cara pembayaran upah.
g. Hal-hal yang bisa diperhitungkan dengan upah.
h. Denda dan potongan terhadap upah.
i. Struktur dan skala pengupahan yang proporsional.
j. Upah dan juga pembayaran pesangon.
k. Upah dalam rangka untuk perhitungan pajak penghasilan.
C). Meningkatkan pemberian terhadap tenaga kerja
Perlindungan kepada tenaga kerja harus memperoleh pemberian sesuai dengan keadaan dan kondisinya masing-masing. Untuk penyandang cacat, pemdiberi kerja yang mempekerjakan penyandang cacat harus mempersembahkan pemberian sesuai dengan jenis dan derajat kecacatannya dan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Bagi para pengusaha dihentikan mempekerjakan anak-anak.
D). Menetapkan waktu kerja
Bagi pengusaha spesialuntuk diperbolehkan untuk memperkerjakan para pekerjanya selama waktu kerja yang meliputi: 7 jam per hari selama 6 hari dalam satu pekan atau 8 jam per hari selama 5 hari dalam satu pekannya. Pmemdiberi kerja yang memperkerjakan tenaga kerjanya melebihi waktu kerja wajib membayar upah lembur.
E). Menciptakan hubungan industrial yang harmonis
Supaya antara hak dan kewajiban para pekerja dan para pemdiberi kerja bisa terpenuhi dengan baik maka perlu diciptakan suana hubungan industrial yang harmonis. Untuk menjalankan hubungan industrial yang serasi tersebut, pemerintah mempunyai fungsi untuk tetapkan kebijakan, memdiberi pelayanan, melaksanakan pengawasan, dan menjalankan penindakan kepada pelanggaran peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan. Di dalam menjalankan hubungan industrial tersebut, maka para pekerja mempunyai fungsi untuk menjalankan pekerjaannya sesuai dengan kewajibannya, melaksanakan ketertiban untuk kelangsungan produksi, menyalurkan pendapatnya secara demokratis, berbagi keahliannya dan ikut serta dalam memajukan perusahaan serta memperjuangkan terhadap kesejahteraan bagi para pekerja beserta dengan keluarganya. Pengusaha (pemdiberi kerja) mempunyai fungsi untuk membuat kemitraan, berbagi usaspesialuntuk, memperluas lapangan kerja, memdiberi kesejahteraan kepada pekerja secara terbuka, demokratis dan juga berkeadilan.
F). Meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan pekerja dan keluarganya
Hak para pekerja mendapat pemberian atas:
a. Keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Moral dan kesusilaan.
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan juga martabat insan beserta nilai-nilai agama.
Para pekerja beserta dengan keluarganya mempunyai hak untuk memperoleh jaminan sosial ketenagakerjaan yang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Para pengusaha harus menyediakan kemudahan kesejahteraan, contohnya tempat ibadah, koperasi, fasitas kesehatan, tempat olahraga dan lain sebagainya. melaluiataubersamaini demikian bagi para pekerja dan keluarganya akan mendapat kesejahteraan dan kesehatan yang baik.
Artikel IPS lainnya:
Demikianlah artikel yang berjudul Ketenagakerjaan : Pengertian, Masalah dan Peranan Pemerintah Dalam Tenaga Kerja yang biar sanggup bermanfaa.
Ketenagakerjaan : Pengertian, Masalah dan Peranan Pemerintah Dalam Tenaga Kerja
Daftar Isi
1. Pengertian Angkatan Kerja dan Masalah Angkatan Kerja2. Pengertian Tenaga Kerja dan Masalah Tenaga Kerja
3. Peranan Pemerintah Dalam Permasalahan Tenaga Kerja
Pengertian Angkatan Kerja dan Masalah Angkatan Kerja
Pengertian angkatan kerja ialah penduduk yang berumur antara 15–65 tahun yang siap untuk bekerja. Berikut ini ialah permasalahan angkatan kerja yang dihadapi yaitu:a). Sedikitnya peluang kerja/lapangan kerja yang tersedia
Negara indonesia mempunyai pendapatan nasional yang rendah lantaran Indonesia ialah negara berkembang, sehingga tingkat investasinya juga rendah. melaluiataubersamaini investasi yang rendah membuat peluang kerja juga rendah.
b). Tingginya tingkat pengangguran
Kesempatan kerja yang sempit dan tingginya jumlah dari angkatan kerja mengakibatkan terjadinya pengangguran yang cukup tinggi. Oleh lantaran tingginya tingkat pengangguran tersebut maka akan mengakibatkan beberapa persoalan kriminal dan masalah sosial.
Pengertian Tenaga Kerja dan Masalah Tenaga Kerja
Definisi tenaga kerja ialah angkatan kerja yang sudah bekerja dalam banyak sekali lapangan pekerjaan. Terdapat masalah-masalah yang biasa dihadapi oleh tenaga kerja di Indonesia, yaitu:1. Terdapat ketidaksesuaian antara kemampuan yang dimiliki dengan pekerjaannya. Suatu pekerjaan akan efektif dan efisien apabila dilakukan oleh seorang pekerja yang sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Kita sering melihat seorang pekerja yang dalam bekerja tidak sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya sehingga tidak bisa bekerja secara efektif dan juga efisien.
2. Rendahnya penghasilan/ upah yang didapatkan oleh pekerja. Apabila dibandingkan antara pekerja absurd yang bekerja di Indonesia dengan pekerja Indonesia terdapat perbedaan yang sangat jauh. Bagi tenaga kerja Indonesia terutama untuk pekerja bernafsu jumlahnya sangat banyak sedangkan untuk lapangan kerjanya terbatas, sehingga penawaran tenaga kerja menjadi tinggi sedangkan permintaan tenaga kerja ialah rendah. Dari kondisi tersebut mengakibatkan harga tenaga kerja menjadi rendah dan ini membuat kesejahteraannya dari tenaga kerja tersebut juga rendah.
3. Kurangnya pemberian terhadap tenaga kerja. Resiko yang dihadapi oleh tenaga kerja sanggup berupa yang pribadi bekerjasama dengan pekerjaannya maupun resiko yang lainnya contohnya resiko PHK (pemutusan Hubungan Kerja). Resiko tersebut sanggup terjadi tenaga kerja yang ada di dalam dan di lluar negeri. Ini menggambarkan kurangnya pemberian terhadap tenaga kerja yang ada.
4. Waktu kerja yang tidak sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. Tenaga kerja ialah insan yang mempunyai harkat dan martabat yang mesti dihormati. Tidak sama dengan faktor produksi yang lainnya yang bisa dimanfaatkan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pengusaha, maka tenaga kerja spesialuntuk bisa dimanfaatkan atau digunakan pada ketika tertentu saja dan dam jumlah tertentu pula. Namun dalam prakteknya tidak sedikit tenaga kerja yang harus bekerja dalam jumlah waktu yang di atas kemampuan normal tenaga kerja atau pada waktu yang tidak sesuai dengan kondisi dari tenaga kerja.
5. Hubungan kerja yang kurang harmonis. Terdapat kaitan antara pekerja dan pemdiberi kerja, sehingga dengan adanya keterkaitan tersebut akan muncul adanya hak dan kewajiban pada setiap pihak. Hak dan kewajiban tersebut akan bisa terpenuhi jikalau hubungan kerja antar keduanya bisa berjalan secara baik. Namun dalam prakteknya tidak sedikit terdapat adanya hubungan yang kurang serasi antara pihak pekerja dengan pihak pemdiberi kerja, sehingga adanya hal tersebut membuat hak dan kewajiban masing-masing pihak mejadi terabaikan.
6. Kesejahteraan dan kesehatan pekerja. Supaya pekerja bisa melaksanakan pekerjaannya dengan baik maka harus dalam keadaan yang sehat dan juga sejahtera. Supaya sanggup menunjang tersebut maka pihak pemdiberi kerja harus mengusahakan adanya pelayanan kesehatan bagi para pekerja dan usaha-usaha untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja. Namun kenyataannya ialah seringkali dijumpai pelayanan kesehatan yang kurang memadai terhadap pekerja terutama untuk mereka yang bekerja pada perusahaan yang masih kecil.
Peranan Pemerintah Dalam Permasalahan Tenaga Kerja
Pelaksanaan pembangunan nasional ialah dalam rangka untuk pembangunan insan Indonesia yang seutuhnya dan juga dalam rangka pembangunan masyarakat yang seutuhnya. Peranan tenaga kerja dalam mewujudkan pembangunan nasional tersebut mempunyai peranan yang sangat besar sebagai pelaku dan tujuan pembangunan. Sesuai dengan tugas dan kedudukan dari tenaga kerja, maka diharapkan pembangunan ketenagakerjaan dalam rangka untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dan tugas sertanya di dalam pembangunan serta untuk peningkatan pemberian tenaga kerja dan keluarganya sesuai dengan harkat dan martabat manusia. Perlindungan kepada pekerja yang dilakukan supaya hak dasar para buruh terjamin, selain itu juga menjamin terhadap peluang dan perlakuan tanpa adanya diskriminasi sehingga kesejahteraan buruh menjadi terwujud.Tujuan pembangunan ketenagakerjaan adalah:
- Untuk memberdayakan tenaga kerja secara optimal dan juga manusiawi.
- Untuk mewujudkan adanya pemerataan terhadap peluang kerja dan adanya penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan keperluan pembangunan nasional ataupun daerah.
- Untuk mempersembahkan pemberian terhapdap para pekerja dalam rangka untuk mewujudkan kesejahteraan.
- Untuk meningkatkan kesejahteraan kepada tenaga kerja beserta dengan keluarganya.
1. Memperluas peluang kerja. Pemerintah mempunyai tanggung tanggapan untuk mengusahakan adanya ekspansi peluang kerja yang mana seluruh kebijakan pemerintah baik yang ada di sentra maupun yang ada di kawasan pada setiap sektor ialah ditujukan supaya terwujud adanya ekspansi peluang kerja baik di dalam maupun di luar hubungan kerja. Lembaga keuangan baik yang bergerak pada sektor perbankan maupun pada sektor nonperbankan dan dunia perjuangan perlu untuk memmenolong/ mempersembahkan kegampangan kepada setiap kegiatan masyarakat yang bisa menciptakan/ berbagi adanya ekspansi peluang kerja. Perluasan peluang kerja dilakukan dengan melewati penciptaan kegiatan yang bersifat produktif dan juga berkesinambungan dengan cara mendayagunakan potensi sumber daya alam (SDA), sumber daya insan (SDM), dan teknologi sempurna guna dengan contoh pembentukan/ training tenaga kerja yang mandiri, mengaplikasikan sistem padat karya, penerapan teknologi sempurna guna, dan pendayagunaan tenaga kerja sukarela atau contoh yang lain yang bisa mendorong untuk terciptanya suatu ekspansi peluang kerja, misalnya:
- Menyediakkan wacana gosip kebutuhan tenaga kerja.
- Wiraswasta.
- Deregulasi dan debirokratisasi pada bidang industri supaya tercipta investasi baru.
- Menggalakkan pembangunan pada sektor informal, contohnya indutri rumah tangga.
- Menggalakkan adanya aktivitas transmigrasi dalam rangka untuk menyerap tenaga kerja dari sektor agraris dan juga sektor informal yang lainnya.
- Menggalakkan terhadap pelaksanaan aktivitas keluarga berencana (KB).
3. Membatasi pemakaian tenaga kerja absurd di Indonesia. Bagi pemdiberi kerja yang mempekerjakan tenaga kerja absurd harus mempunyai izin tertulis dari menteri tenaga kerja/ pejabat yang terkait.
Kewajiban pemdiberi kerja tenaga kerja absurd adalah:
- Menunjuk kepada tenaga kerja Indonesia sebagai tenaga pendamping terhadap tenaga kerja absurd yang dipekerjakan daam rangka untuk alih teknologi dan alih keahlian.
- Melaksanakan pendidikan dan juga petes untuk para tenaga kerja Indonesia sesuai dengan kualifikasi jabatan yang diduduki oleh tenaga kerja asing. Bagi tenaga kerja absurd dihentikan menduduki suatu jabatan yang menangani terkena personalia atau jabatan-jabatan tertentu.
- Pendirian BLK (Balai Latihan kerja) untuk pengembangan keahlian dan keterampilan kerja (profesionalisme) angkatan kerja.
- Melakukan pemagangan dengan cara melalui tes kerja di tempat kerja.
- melaluiataubersamaini cara meningkatkan pendidikan bagi masyarakat dan menyesuaikan keahlian masyarakat dengan kebutuhan dunia perjuangan melalui pendidikan formal, kursus-kursus kejuruan dan lain sebagainya.
A). Meningkatkan kualitas tenaga kerja dan menyesuaikan kemampuan dari tenaga kerja melalui petes kerja
Tujuan dari penyelenggaraan petes kerja ialah untuk membekali, meningkatkan dan juga untuk berbagi kompetensi kerja supaya kemampuan produktivitas dan kesejahteraan menjadi meningkat. Petes kerja yang dilakukan harus memperhatikan kebutuhan pasar kerja dan dunia usaha. Para pengusaha mempunyai tanggungjawaban atas peningkatan kompetensi para pekerjanya melalui petes kerja baik itu yang diselenggarakan oleh pihak pemerintah maupun oleh forum petes swasta. Syarat penyelenggara petes kerja yaitu:
- Adanya tenaga kepetes.
- Adanya kurikulum yang sesuai dengan tingkat petes.
- Adanya masukana dan pramasukana petes kerja.
- Adanya dana bagi kelangsungan kegiatan penyelenggaraan petes kerja.
B). Menetapkan kebijakan pengupahan
Setiap tenaga kerja berhak atas upah yang layak bagi kemanusiaan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebjakan penetapan pengupahan oleh pemerintah antara lain meliputi:
a. Upah minimum.
b. Upah kerja lembur.
c. Upah tidak masuk kerja lantaran karena adanya berhalangan.
d. Upah tidak masuk kerja oleh lantaran melaksanakan kegiatan lain di luar pekerjaannya.
e. Upah oleh lantaran menjalankan hak waktu istirahat kerjanya.
f. Bentuk dan tata cara pembayaran upah.
g. Hal-hal yang bisa diperhitungkan dengan upah.
h. Denda dan potongan terhadap upah.
i. Struktur dan skala pengupahan yang proporsional.
j. Upah dan juga pembayaran pesangon.
k. Upah dalam rangka untuk perhitungan pajak penghasilan.
C). Meningkatkan pemberian terhadap tenaga kerja
Perlindungan kepada tenaga kerja harus memperoleh pemberian sesuai dengan keadaan dan kondisinya masing-masing. Untuk penyandang cacat, pemdiberi kerja yang mempekerjakan penyandang cacat harus mempersembahkan pemberian sesuai dengan jenis dan derajat kecacatannya dan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Bagi para pengusaha dihentikan mempekerjakan anak-anak.
D). Menetapkan waktu kerja
Bagi pengusaha spesialuntuk diperbolehkan untuk memperkerjakan para pekerjanya selama waktu kerja yang meliputi: 7 jam per hari selama 6 hari dalam satu pekan atau 8 jam per hari selama 5 hari dalam satu pekannya. Pmemdiberi kerja yang memperkerjakan tenaga kerjanya melebihi waktu kerja wajib membayar upah lembur.
E). Menciptakan hubungan industrial yang harmonis
Supaya antara hak dan kewajiban para pekerja dan para pemdiberi kerja bisa terpenuhi dengan baik maka perlu diciptakan suana hubungan industrial yang harmonis. Untuk menjalankan hubungan industrial yang serasi tersebut, pemerintah mempunyai fungsi untuk tetapkan kebijakan, memdiberi pelayanan, melaksanakan pengawasan, dan menjalankan penindakan kepada pelanggaran peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan. Di dalam menjalankan hubungan industrial tersebut, maka para pekerja mempunyai fungsi untuk menjalankan pekerjaannya sesuai dengan kewajibannya, melaksanakan ketertiban untuk kelangsungan produksi, menyalurkan pendapatnya secara demokratis, berbagi keahliannya dan ikut serta dalam memajukan perusahaan serta memperjuangkan terhadap kesejahteraan bagi para pekerja beserta dengan keluarganya. Pengusaha (pemdiberi kerja) mempunyai fungsi untuk membuat kemitraan, berbagi usaspesialuntuk, memperluas lapangan kerja, memdiberi kesejahteraan kepada pekerja secara terbuka, demokratis dan juga berkeadilan.
F). Meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan pekerja dan keluarganya
Hak para pekerja mendapat pemberian atas:
a. Keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Moral dan kesusilaan.
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan juga martabat insan beserta nilai-nilai agama.
Para pekerja beserta dengan keluarganya mempunyai hak untuk memperoleh jaminan sosial ketenagakerjaan yang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Para pengusaha harus menyediakan kemudahan kesejahteraan, contohnya tempat ibadah, koperasi, fasitas kesehatan, tempat olahraga dan lain sebagainya. melaluiataubersamaini demikian bagi para pekerja dan keluarganya akan mendapat kesejahteraan dan kesehatan yang baik.
Artikel IPS lainnya:
1. Permintaan dan Penawaran : Pengertian, Macam, Faktor yang Mempengaruhi, Kurva dan Harga Keseimbangan*) Semua Materi IPS Sekolah Menengah Pertama Kelas 8 sanggup dilihat di : Rangkuman Materi Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas VIII
2. Pasar : Pengertian, Peranan, Fungsi, Macam-macam Pasar (Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas VIII)
Demikianlah artikel yang berjudul Ketenagakerjaan : Pengertian, Masalah dan Peranan Pemerintah Dalam Tenaga Kerja yang biar sanggup bermanfaa.
Belum ada Komentar untuk "Ketenagakerjaan : Pengertian, Persoalan Dan Peranan Pemerintah Dalam Tenaga Kerja"
Posting Komentar