Pengaruh Faktor Luar (Eksternal) Terhadap Pertumbuhan Tumbuhan
Pernahkah Anda berpikir, mengapa petani-petani melaksanakan pengolahan tanah, merawat tumbuhan dengan pemupukan, pengairan, mencabuti tumbuhan gulma dan penyemprotan hama/penyakit? Kegiatan tersebut dilakukan biar tumbuhan itu sanggup tumbuh dengan rindang, sehingga sanggup mempersembahkan hasil yang optimal. Perlu Anda ketahui bahwa suatu tumbuhan dalam proses pertumbuhannya sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor luar (eksternal). Faktor-faktor eksternal atau lingkungan yang kuat sebagai diberikut.
- Iklim menyerupai cahaya, temperatur udara, air, angin, matahari dan gas.
- Tanah mencakup tekstur dan struktur tanah, materi organik, ketersediaan nutrien, dan pH.
- Biologis, menyerupai gulma, serangga, mikroorganisme penyebab penyakit, nematoda macam-macam tipe herbivora, mikroorganisme tanah menyerupai basil pemfiksasi N2 dan basil denitrifikasi serta mikorhiza.
Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar badan flora yang menghipnotis pertumbuhannya. Faktor-faktor luar tersebut yaitu sebagai diberikut.
1. Cahaya/Sinar Matahari
Perhatikan Gambar diberikut!
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan |
Dari Gambar diatas terlihat cahaya atau sinar matahari sangat dibutuhkan flora hijau untuk kelangsungan hidupnya, alasannya yaitu sinar matahari ialah sumber energi yang dipakai untuk proses berlangsungnya fotosintesis di dalam daun- daun flora hijau. Dari proses fotosintesis akan dihasilkan zat masakan yang sangat kuat terhadap pembelahan sel pada perpertumbuhan flora tanaman.
Tetapi pada kenyataannya, mengapa pertumbuhan tumbuhan yang cukup sinar matahari lebih lambat jikalau dibandingkan dengan tumbuhan yang belum sempurnanya sinar matahari? Kecambah yang tumbuh dari biji dan diletakkan di tempat tidak ada sinar matahari (petang) ternyata akan tumbuh lebih cepat, mempunyai daun kecil dan tipis berwarna kekuning-kuningan, batangnya lemah, dan akarnya tidak banyak, sedangkan kecambah yang tumbuh dari biji dan diletakkan di tempat ada sinar matahari akan tumbuh lebih lambat, mempunyai daun yang tumbuh di antara kotiledon, cepat menghijau dan tebal, batangnya kuat, dan akarnya banyak. Hal ini terjadi lantaran pada daun yang tidak menerima sinar matahari akan mengandung air lebih banyak sedangkan zat gulanya lebih sedikit. Akibatnya jumlah jaenteng mesofil meningkat sehingga daun yang terbentuk menjadi lebih lebar dan tipis. Adapun pada daun yang menerima sinar matahari akan mengandung sedikit air dan jumlah gulanya banyak, alhasil akan cepat mengadakan respirasi dan fotosintesis, sehingga daunnya menjadi lebih tebal menghijau, jaenteng palisadenya berlapis-lapis, lapisan kutikula menebal sehingga terbentuk daun yang lebih tebal dan sempit, berwarna hijau.
Perlu Anda ketahui setiap flora mempunyai respon yang tidak sama-beda terhadap periode penyinaran cahaya matahari, yang disebut fotoperiodisme. Di kawasan yang diberiklim sedang akan mengalami empat animo sehingga tumbuh-tumbuhan akan mengalami penyinaran yang bervariasi setiap musim.
Berdasarkan respon flora terhadap periode penyinaran inilah, flora sanggup dikelompokkan menjadi: flora berhari pendek, flora berhari netral, dan flora berhari panjang. Bagaimana dengan negara Indonesia? Coba Anda pikirkan!
- Tumbuhan berhari pendekTumbuhan berhari pendek ialah flora yang sanggup berbunga ketika periode petang lebih panjang dari pada pencahayaan. Misalnya bunga dahlia, aster, strawdiberi, krisan.
- Tumbuhan berhari netralTumbuhan berhari netral ialah flora berbunga yang tidak dipengaruhi oleh lamanya/panjangnya hari penyinaran. Misalnya bunga matahari, mawar, dan kipas.
- Tumbuhan berhari panjangTumbuhan berhari panjang ialah flora yang berbunga ketika periode pencahayaan lebih lama/panjang daripada periode petang. Misalnya bayam, selada, kentang, dan gandum.
2. Suhu (Temperatur)
Setiap proses pertumbuhan dan perkembangan pada flora selalu dipengaruhi oleh suhu lingkungannya. Agar pertumbuhan dan perkembangan pada flora optimal, maka dibutuhkan adanya suhu ideal yang disebut temperatur optimum. Di Indonesia pada kawasan tropis temperatur optimum flora berkisar antara 22o - 37o C, di kawasan hirau taacuh atau kutub temperatur optimumnya akan lebih rendah daripada kawasan tropis dan sebaliknya di kawasan gerah menyerupai hutan pasir akan lebih tinggi dari kawasan tropis.
contohnya pertumbuhan jagung berkisar antara 30o C – 35o C. Jika flora masih bisa melaksanakan pertumbuhan dan perkembangan pada temperatur rendah disebut temperatur minimum, sebaliknya jikalau flora masih bisa tumbuh dan berkembang pada temperatur tertinggi disebut temperatur maksimum. Apabila flora berada lebih rendah dari temperatur minimum atau lebih tinggi dari temperatur maksimum, maka flora tersebut akan mati.
3. Kelembapan Udara
Kelembapan udara di sekitar tempat flora sangat kuat terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tersebut. Umumnya tanah dan udara sekitar yang kurang lembab (airnya cukup) akan sangat baik atau cocok bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, lantaran pada kondisi menyerupai itu tumbuhan menyerap banyak air dan penguapan (transpirasi) air semakin menurun, sehingga memungkinkan cepat terjadinya pembelahan dan pemantidakboleh sel-sel untuk mencapai ukuran maksimum. Tetapi ada jenis flora pada proses pertumbuhan dan perkembangannya secara optimal justru berada pada kondisi tidak lembab atau kering, contohnya pohon mangga yang akan bertunas dan bersemi, bahkan berbuah pada ketika animo kemarau yang kurang air.
4. Air dan Unsur Hara Tanah
Air mutlak dibutuhkan tumbuhan, lantaran di dalam hidupnya tak mungkin flora sanggup tumbuh dan berkembang tanpa memerlukan air. Apa fungsi air bagi tumbuhan? Fungsi air bagi flora yaitu sebagai diberikut.
- Fotosintesis
- Mengedarkan hasil-hasil fotosintesis ke seluruh potongan tumbuhan.
- Sebagai pelarut inti sel dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.
- Menentukan proses transportasi unsur hara yang ada di dalam tanah.
- Berperan dalam proses metabolisme sel.
Jika flora belum sempurnanya unsur hara maka pertumbuhan dan perkembangannya akan mengalami gangguan atau hambatan. Unsur-unsur hara (nutrisi) dalam jumlah banyak yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan flora disebut unsur makro, contohnya karbon, oksigen, nitrogen, hidrogen, sulfur, fosfor, kalsium, dan magnesium. Adapun nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit disebut unsur mikro, contohnya besi, klor, mangan, boron, seng, tembaga, dan nikel.
Jika di dalam tanah terdapat sedikit unsur hara menyerupai belum sempurnanya nitrogen, maka pertumbuhan akar akan lebih cepat atau lebih besar, sedangkan pertumbuhan tajuknya menjadi terhambat atau kecil. Sebaliknya jikalau di dalam tanah kaya nitrogen maka pertumbuhan tajuk akan lebih cepat daripada pertumbuhan akarnya. melaluiataubersamaini demikian terdapat korelasi dekat antara pertumbuhan akar dan tajuk tanaman. Akar berfungsi untuk menyerap air tanah dan tajuk berfungsi untuk melaksanakan sintesis senyawa organik (makanan).
5. Derajat Keasaman/pH
Derajat keasaman atau pH tanah sangat kuat terhadap pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. contohnya tanah yang bersifat asam terhadap tanah padsolik merah kuning (PMK), biar tumbuhan sanggup tumbuh dengan baik maka jenis tanah ini dimenambahkan keasaman dengan pengapuran.
Belum ada Komentar untuk "Pengaruh Faktor Luar (Eksternal) Terhadap Pertumbuhan Tumbuhan"
Posting Komentar