Modifikasi Cuaca, Sejarah, Tujuan, Teknologi Dan Penjelasannya
1. Sejarah Modifikasi Cuaca
Sejarah modifikasi cuaca dimulai semenjak percobaan pembenihan es kering yang dipimpin oleh Vincent Schaefer dan Irving Langmuir pada tahun 1946. Satu tahun kemudian Vonnegut menemukan perak jodida (Ag 1), suatu materi yang sanggup bertindak sebagai inti es dn menebabkan air kelewat cuek membeku pda suhu - 4 oC atau lebih rendah. Sejarah modifikasi cuaca Indonesia gres dimulai semenjak percobaan hujan rangsangan dilaksanakan di wilayah Perum Otorita Jatiluhur pada tahun 1979 oleh Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT). Sebelum ada modifikasi cuaca, orang sanggup membuat hujan melalui jampi (mantera), tari-tarian, dan banyak sekali program ritual atau berdoa kepada Tuhan. Beberapa orang beropini bahwa bunyi suara (gaung) pertempuran sanggup menjadikan hujan. Humphreys (1926) mengambarkan bahwa dalam kenyataannya persiapan pertempuran biasanya dilakukan dalam periode cuaca cerah.
2. Tujuan Modifikasi Cuaca
Modifikasi cuaca diartikan sebagai modifikasi awan secara buatan atas perjuangan manusia. Tujuan modifikasi cuaca ialah :
- Meningkatkan curah hujan melalui hujan rangsangan
- Melenyapkan awan
- Menindas watu es hujan
- Melerai siklon tropis
Unuk menunjang acara modifikasi cuaca terutama dalam hujan rangsangan diharapkan pengukuran unsur cuaca sebagai diberikut :
- Jumlah curah hujan, intensitas hujan, distribusi ruang dan waktu curah hujan di permukaan tanah.
- Informasi data radiosonde lokal.
- Karakteristik system awan dari foto satelit cuaca.
- Ketinggian dasar dan puncak awan, suhu awan, kadar air dan es di awan.
- Distribusi ukuran tetes hujan di permukaan tanah pada beberapa lokasi.
- Gaung dan reflektivitas radar.
- Karakteristik kepulan pembenihan.
- Jenis, serius, ukuran dan distribusi spectral partikel es.
3. Percobaan Hujan Buatan
Istilah hujan buatan (rain making) sebenarna kurang tepat, lantaran perjuangan membuat hujan spesialuntuk dimaksudkan untuk memmenolong proses yang ada di atmosfer sehingga pembentukan tetes awan dan tetes hujan dipercepat. Istilah lain yang lebih tepat ialah hujan rangsangan. Selain di daerah ajaran sungai (DAS) Citarum, hujan rangsangan pernah dilaksanakan di waduk Riamkanan Kalimantan Selatan, di Gunung Kidul Yogyakarta, dan di Soroako, yaitu di PT. INCO Sulawesi Selatan.
4. Menara Dispenser
Percobaan hujan rangsangan sanggup dilakukan secara aktif, yaitu memburu awan dengan pesawat terbang atau secara pasif dengan menggunakan menara dispenser yang diburu awan. Dalam percobaan hujan rangsangan yang dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), menara dispenser dipasang pada lereng pegunungan tangkuban bahtera ang engharapkan hadirnya awan orografi dari bawah yang dibawa oleh angin lembah ke puncak pegunungan.Dispenser menyemprotkan materi kimia dari puncak menara ke dalam awan melalui dasar awan, tetes larutan ini diharapkan masuk ke dalam awan melalui arus konveksi dan angin lembah.
5. Teknologi Modifikasi Cuaca
a) Peranan Aerosol Besar
Data percobaan menunjukkan bahwa partikel aerosol besar yang memasuki awan bertindak sebagai sentra pertumbuhan pertambahan (accreation). Pertikel memperbesar tetes awan selama mengalami kenaikan hingga kecepatan ke atas tidak lagi lagi sanggup menopangnya, sehabis itu tetes jatuh ke luar awan. Waktu tinggal partikel aerosol besar di dalam awan nisbi singkat sehingga menghasilkan tetes hujan yang lebih. Sebaliknya partikel aerosol kecil sanggup mencapai ketinggian (paras) yang tinggi di atas dasar awan. Waktu tinggi partikel kecil di dalam awan lebih usang sehingga menghasilkan tetes hujan yang lebih besar.
b) Kelembapan Kritis Garam
Pembentukan awan memerlukan inti kondensasi dengan uap air mengkondensasi padanya dan membentuk tetes awan. Partikel yang higrokopis spesialuntuk menangkap uap air pada kelembapan nisbi tertentu yang disebut kelembapan nisbi kritis (RHc). Kelembapan nisbi kritis banyak sekali garam yang memainkan peranan inti kondensasi di dalam atmosfer sudah banyak diketahui.
c) Teknologi Hujan Rangsangan
Teknik modifikasi awan dan hujan rangsangan sebagai diberikut :
- melaluiataubersamaini membenih partikel higroskopis besar atau tetes air ke dalam awan gerah, semoga sanggup merangsang pertumbuhan tetes hujan oleh prosedur benturan strip tangkapan.
- melaluiataubersamaini membenih inti es buatan ke dalam awan cuek yang belum sempurnanya inti es alam dalam serius sekitar satu per liter, semoga sanggup merangsang produksi endapan oleh prosedur Kristal es.
- melaluiataubersamaini menginjeksikan inti es buatan dengan serius yang tinggi ke dalam awan cuek semoga sanggup mengurangi secara drastic serius tetes kelewat cuek sehingga menghalangi pertumbuhan partikel es oleh deposisi dari pembekuan. Hal ini cenderung melenyapkan awan dan menindas pertumbuhan partikel endapan.
- Evaluasi Modifikasi AwanTekhnik penilaian hasil tes kemampuan dan pemahaman modifikasi awan dan endavan berupa penilaian fisis dan statistik. Evaluasi fisis, termasuk di sini uji lapangan, imbas jenis pembenihan buatan pada awan, dan penentuan hubungan alasannya dan akibat, yang berasal dengan pengintian di dalam awan dan berakhir dengan endavan di permukaan tanah. Evaluasi stastistik termasuk di sini melaksanakan pembenihan buatan di bawah kondisi khusus tertentu (misalnya, suhu puncak awan dalam jangka waktu tertentu, angin dari suatu arah tertentu , dan sebagainya), dan membandingkan secara statistik endapan dalam daerah samasukan tertentu pada ketika lainnya bila kondisi yang ada dianggap sama, tetapi pembenihan tidak dilakukan.
- Pembenihan Awan KonvektifAwan cumulus sanggup digolongkan sebagai awan gerah, kalau suhunya diatas 0 oC, atau sanggup digolongkan sebagai awan dingin, kalau awan ini tumbuh jauh kelapisan beku, sehingga suhu awan sebagian atau seluruhnya dibawah 0 oC. Dalam awan gerah, kalau tetes awan memiliki ukuran serba sama maka kecepatan jatuh terminal juga sama sehingga kemungkinan benturan dan tangkapan sangat kecil. Jika R = r, maka V = v sehingga (V v) = 0 dan dRdt = 0, jadi tidak terdapat pertumbuhan ukuran tetes. Secara alamiah awan ini susah atau tidak sanggup menghasilkan hujan. Modifikasi awan sanggup dilakukan dengan menginjeksikan tetes besar kedalam awan sehingga prosedur benturan-tangkapan menjadi lebih aktif. Coumulus yang tumbuh menjulang tinggi jauh ke lapisan atmosfer denga suhu dibawah 0 oC, sanggup digolongkan sebagai awan dingin. Pada lapisan awan antara 0 oC dan -400 oC tidak terjadi pengintian air secara spontan, kecuali kalau tetes menjumpi inti pembeku atau inti es. Aerosol buatan yang banyak digunakan untuk merangsang hujan ialah perak iodida (Agl).
- Tekhnologi Modivikasi Awan OrografiPercobaan awan buatan sanggup dilakukan dengan dua cara yaitu secra aktif dan secara fasif jenis kedua dilakukan dikawasan Tangkuban Perahu, yaitu dengan menyemperotkan larutan urea dari menara dispenser. Masuknya larutan ini kedalam awan bergantung pada kondisi cuaca terutama arah dan kecepatan angin, serta setabilitas udara
- Alamiah Awan Dan Hujan OrografiJika udara lembab naik ke gununug atau pepegununganan yang tinggi maka uap air akan mengkondensasi sehabis melalui paras kondensasi. Pada lereng diatas angin (windward side) banyak terjadi hujan sedangkan pada lereng di bawah angin, udara mengalami pemanasan, daerah ini kurang hijau. Karena kecepatan diatas pegunungan biasanya kencang, maka awan orografi tumbuh miring dan tidak tinggi sehingga ketebalan awan lebih tipis dibandingkan awan konveksi di dataran rendah. Puncak awan orografi ditentukan oleh ketebalan dan stabilitas masa udara lembab bersahabat pepegununganan. Awan orografi sanggup terjadi oleh kombinasi kenaikan paksa dan imbas pemanasan permukaan. Kaprikornus awan orografi sanggup terjadi lantaran imbas orografi dan arus konfektif. Paras 0 oC di atas daerah Tangkuban Perahu terletak pada ketinggian kurang lebih 5 km. Pada ketinggian yang suhunya beberapa derajat dibawah 0 oC tetes awan masih berbentuk cairan yang disebut tetes air kelewat cuek Awan orografi yang terbentuk diatas pegunungan Tangkuban Perahu sebagian beasar terletak di bawah paras 0 oC, lantaran itu sanggup digolongkan sebagai awan cair yang mengandung tetes awan di atas 0 oC dan sebagian tetes awan kelewat dingin. melaluiataubersamaini demikian proses pembentukan tetes hujannya selain melalui proses kondensasi melibatkan proses bowen-ludlam atau prosedur berbenturan atau tangkapan sedangkan proses bergerond-findesen atau perubahan kristal es diduga sangat kecil atau tidak ada. Bentuk awan orografi cair pembenihan awan dilakukan dengan menginjeksikan tetes tetes larutan urea kedalam awan orografi dengan menolongan menara disfenser. Keefektipan tetes yang diinjeksikan kedalam awan bergantung pada arus udara yang mendekati ke pegunungan dan kestabilan atmosfer pada puncak pegunungan.
- Pelenyapan Awan Dan Penindasan Batu Es UjanKonsep perembesan awan oleh pembenihan hampir sama dengan peningkatan hujan. Partikel besar atau inti es diinjeksikan untuk mencapai tetes awan sehingga daerah tersebut menjadi cerah Percobaan dengan menggunakan garam dan semperotan air sudah dilakukan semenjak awal 1938. Kabut es pada ekspresi dominan cuek pada beberapa tempat dibagina utara bumi, juga ialah dilema yang belum terlupakan Dua alasan sudah dikemukakan untuk meredakan watu es hujan oleh pembenihan awan dengan inti es. Pertama melibatakan pembekuan tiruana tetes kelewat cuek pada belahan atas cumulonimbus yang menghasilkan watu es hujan, efeknya ialah membasmi proses pertumbuhan akresional (pertambahan), menghilangkan kemungkinan pembentukan watu es beasar. Kedua ialah lebih sederhana dalam pemakaian materi pembenihah dan melibatkan penambahan initi es spesialuntuk terbatas dalam daerah awan tempat watu es diperkirakan memiliki kecepatan pertumbuhan maksimum. Daerah ini mengandung inti es alam atau partikel endapan, yaitu emdiberio watu es hujan.
Demikianlah materi wacana Modifikasi Cuaca ini saya sampaikan, semoga bermanfaa ...
Belum ada Komentar untuk "Modifikasi Cuaca, Sejarah, Tujuan, Teknologi Dan Penjelasannya"
Posting Komentar