Sifat-Sifat Tanah (Kimia Dan Fisika)
1. Sifat kimia tanah
a. Derajat keasaman
Reaksi tanah mengatakan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang ditetapkan dengan nilai pH. Nilai pH mengatakan banyaknya serius ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ didalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH-, yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H+. pada tanah-tanah masam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH-, sedang pada tanah alkalis kandungan OH- lebih banyak daripada H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH- , maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH = 7 (Anonim 1991).
Nilai pH berkisar dari 0 -14 dengan pH 7 disebut netral sedangkan pH kurang dari 7 disebut asam dan pH lebih dari 7 disebut alkalis. Walaupun dcmikian pH tanah umumnya berkisar dari 3,0-9,0. Di Indonesia unumnya tanahnya bereaksi masam dengan 4,0 – 5,5 sehingga tanah dengan pH 6,0 – 6,5 sering sudah dikatakan cukup netral meskipun bahwasanya masih agak asam. Di tempat yang sangat kering kadang- kadang pH tanah sangat tinggi (pH lebih dari 9,0) lantaran banyak mengandung garam Na (Anonim 1991).
b. Kapasitas tukar kation
Kapasitas tukar kation (KTK) ialah sifat kimia yang sangat erat hubungannya dengan kerindangan tanah. Tanah-tanah dengan kandungan materi organik atau kadar liat tinggi mempunyai KTK lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan kandungan materi organik rendah atau tanah-tanah berpasir (Hardjowogeno 2003).
Nilai KTK tanah sangat bermacam-macam dan tergantung pada sifat dan ciri tanah itu sendiri. Besar kecilnya KTK tanah dipengaruhi oleh reaksi tanah, tekstur atau jumlah liat, jenis mineral liat, materi organik dan pengapuran serta pemupukan. Soepardi (1983) mengemukakan kapasitas tukar kation tanah sangat bermacam-macam lantaran jumlah humus dan liat serta macam liat yang dijumpai dalam tanah tidak sama-beda pula.
Peristiwa pertukaran kation dalam tanah ialah prosedur dimana senyawa anorganik dan logam mikro esensial menjadi tersedia bagi tanaman. Ketika ion-ion logam hara diserap oleh akar tanaman, ion hidrogen bertukar dengan ion-ion logam. Proses ini lantaran adanya leaching dari kalsium, magnesium dan ion logam lainnya dari dalam tanah oleh air yang mengandung asam karbonat cenderung membuat tanah
menjadi asam.
Ca2+ + 2 CO2 + 2 H2O → 2 H+ + Ca2+ + 2 HCO3
Dalam suatu lahan dengan curah hujan rendah tanah akan cenderung menjadi basa lantaran terdapatnya garam-garam menyerupai Na2CO3 dalam tanah, sifat ini sanggup dihilangkan dengan cara dengan cara menambahkan aluminium dan besi sulfat yang akan melepaskan asam dalam proses hidrolisis.
2 Fe3+ + 3 SO42- + 6 H2O → 2 Fe(OH)3 + 6H+ + 3SO42-
Bisa juga dengan menambahkan belerang. Belerang yang dimenambahkan ke dalam tanah dioksidasi oleh basil sebagai perantara reksi pembentukan asam sulfat.
S + 1 1⁄2 O2 + H2O → 2 H+ + SO42-
c. Kejenuhan basa
Kejenuhan basa yaitu perbandingan dari jumlah kation basa yang ditukarkan dengan kapasitas tukar kation yang ditetapkan dalam persen. Kejenuhan basa rendah berarti tanah kemasaman tinggi dan kejenuhan basa mendekati 100% tanah bersifal alkalis. Tampaknya terdapat korelasi yang faktual antara kejenuhan basa dan pH. Akan tetapi korelasi tersebut sanggup dipengaruhi oleh sifat koloid dalam tanah dan kation- kation yang diserap. Tanah dengan kejenuhan basa sama dan komposisi koloid berlainan, akan mempersembahkan nilai pH tanah yang tidak sama. Hal ini disebabkan oleh perbedaan derajat disosiasi ion H+ yang diserap pada permukaan koloid (Anonim 1991).
Kejenuhan basa selalu dihubungkan sebagai petunjuk terkena kerindangan sesuatu tanah. Kegampangan dalam melepaskan ion yang dijerat untuk tumbuhan tergantung pada derajat kejenuhan basa. Tanah sangat rindang bila kejenuhan basa > 80%, berkerindangan sedang jikalau kejenuhan basa antara 50-80% dan tidak rindang jikalau kejenuhan basa < 50 %. Hal ini didasarkan pada sifat tanah dengan kejenuhan basa 80% akan membebaskan kation basa sanggup dipertukarkan lebih simpel dari tanah dengan kejenuhan basa 50% (Anonim 1991).
2. Sifat fisika tanah
a. Warna tanah
Warna tanah ialah ciri utama yang paling simpel diingat orang. Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelabu, coklat, merah bata, jingga, kuning, sampai putih. Selain itu, tanah sanggup mempunyai lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akhir proses kimia (pengasaman) atau pembersihan (leaching).
Tanah berwarna hitam atau petang seringkali pertanda kehadiran materi organik yang tinggi, baik lantaran pelapukan vegetasi maupun proses pengendapan di rawa-rawa. Warna petang juga sanggup disebabkan oleh kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen. Warna tanah kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi; warna yang tidak sama terjadi lantaran imbas kondisi proses kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang seragam atau perubahan warna bertahap, sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa pada referensi warna yang bertotol-totol atau warna yang terserius. Tanah organik berwarna hitam dan ialah pembentuk utama lahan gambut dan kelak sanggup menjadi kerikil bara.
Tanah organik cenderung mempunyai keasaman tinggi lantaran mengandung beberapa asam organik (substansi humik) hasil dekomposisi banyak sekali materi organik. Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral, pasokan mineral berasal dari anutan air atau hasil dekomposisi jaenteng makhluk hidup. Tanah organik sanggup ditanami lantaran mempunyai sifat fisik gembur (masukang) sehingga bisa menyimpan cukup air namun lantaran mempunyai keasaman tinggi sebagian besar tumbuhan pangan akan mempersembahkan hasil terbatas dan di bawah capaian optimum.
b. Struktur tanah
Struktur tanah ialah karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Tanah tersusun dari tiga fasa: fasa padatan, fasa cair, dan fasa gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang gembur (masukang) mempunyai agregat yang cukup besar dengan makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila berlebihan lempung sehingga belum sempurnanya makropori.
Belum ada Komentar untuk "Sifat-Sifat Tanah (Kimia Dan Fisika)"
Posting Komentar