Penjelasan Hubungan Makna Dengan Bentuk Lengkap

Penjelasan Hubungan Makna dengan Bentuk Lengkap - Belajar Bahasa indonesia kali ini mengenai hubungan makna dengan bentuk akan tersaji lengkap dengan pengertian juga tumpuan dari masing-masing. Artikel kali ini akan membahas Hubungan Makna dengan Bentuk dibawah ini :

v  Sinonim : kata-kata yang mempunyai makna sama.
v  Antonim : kata-kata yang memliki makna berlawanan.
v  Homonim : kata yang punya lafal dan bentuk sama tapi berbeda makna.
v  Homograf : kta yang punya goresan pena sama, tapi beda makna dan lafalnya.
v  Homofon : kata yang sama lafal, tapi goresan pena dan maknanya berbeda.
v  Hiponim : ialah kata yang terangkum dalam makna yang lebih luas.
v  Polisemi : kata yang punya banyak makna tapi termasuk satu alur pusat.


Sinonim, antonim, homonim, homofon, homograf, polisemi, hipernim, dan hiponim

Sinonim ialah suatu kata yang mempunyai bentuk yang berbeda namun mempunyai arti atau pengertian yang sama atau mirip. Sinomin bisa disebut juga dengan persamaan kata atau padanan kata. Contoh:

    hewan = fauna
    bohong = dusta
    haus = dahaga
    pakaian = baju
    bertemu = berjumpa

Antonim ialah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata. Contoh:

    keras x lembek
    naik x turun
    kaya x miskin
    nirwana x neraka
    pria x perempuan
    atas x bawah

Homonim ialah suatu kata yang mempunyai makna yang berbeda tetapi lafal atau ejaan sama. Jika lafalnya sama disebut homograf, namun kalau yang sama ialah ejaannya maka disebut homofon. Contoh:
Amplop (homofon)Untuk mengirim surat untuk bapak presiden kita harus memakai amplop (amplop = amplop surat biasa)

Agar bisa diterima menjadi pns ia memberi amplop kepada para pejabat (amplop = sogokan atau uang pelicin)

Bisa (homofon)
Bu kadir bisa memainkan gitar dengan kakinya (bisa = mampu)
Bisa ular itu ditampung ke dalam ember untuk diteliti (bisa = racun)

Masa dengan Massa (homograf)
Guci itu ialah peninggalan masa kerajaan kutai (masa = waktu)
Kasus goresan yang menghebohkan itu dimuat di media massa (massa = masyarakat umum)

Polisemi ialah kata-kata yang mempunyai makna atau arti lebih dari satu sebab adanya banyak komponen konsep dalam pemaknaan suatu kata. Satu kata menyerupai kata “kepala” sanggup diartikan majemuk walaupun arti utama kepala ialah potongan badan insan yang ada di atas leher. 

Contoh:
Guru yang dulunya pernah menderita cacat mental itu kini menjadi kepala sekolah smp kroto emas. (kepala bermakna pemimpin).

Kepala anak kecil itu besar sekali sebab terkena penyakit hidrosepalus. (kepala berarti potongan badan insan yang ada di atas).

Tiap kepala harus membayar upeti sekodi tiwul kepada ki joko cempreng. (kepala berarti individu).

Pak Sukatro menciptakan kepala surat untuk pengumuman di laptop eee pc yang gres dibelinya di mangga satu. (kepala berarti potongan dari surat).

Hipernim ialah kata-kata yang mewakili banyak kata lain. Kata hipernim sanggup menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya. Sedangkan hiponim ialah kata-kata yang terwakili artinya oleh kata hipernim. Umumnya kata-kata hipernim ialah suatu kategori dan hiponim merupakan anggota dari kata hipernim. Contoh :
Hipernim : Hantu. Hiponim : Pocong, kantong wewe, sundel bolong, kuntilanak, pastur buntung, tuyul, genderuwo, suster ngesot, dan lain-lain.

Hipernim : Ikan. Hiponim : Lumba-lumba, tenggiri, hiu, betok, mujaer, sepat, cere, gapih singapur, teri, sarden, pari, mas, nila, dan sebagainya.

Hipernim : Odol. Hiponim : Pepsodent, ciptadent, siwak f, kodomo, smile up, close up, maxam, formula, sensodyne, dll.

Hipernim : Kue. Hiponim : Bolu, apem, nastar nenas, biskuit, bika ambon, serabi, tete, cucur, lapis, bolu kukus, bronis, sus, dsb

Belum ada Komentar untuk "Penjelasan Hubungan Makna Dengan Bentuk Lengkap"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel