Klasifikasi Flora Paku (Pteridophyta)

Pteridophyta terdiri dari empat kelas, yakni kelas Psilophytinae, Equisetinae, Lycopodinae, dan Filicinae.

1. Kelas Psilophytinae (paku purba)

Psilophytinae meliputi beberapa aspek tumbuhan paku yang masih primitif, bahkan sebagian besar jenisnya sudah punah. Keprimitifan ciri ditunjukkan dengan adanya daun kecil- kecil (mikrofil) yang belum terdiferensiasi atau tanpa daun sama sekali yang disebut juga paku telanjang.

Ada pula jenis paku yang belum mempunyai akar dan belum diketahui gametofitnya. Spora yang dihasilkan jenis paku tersebut mempunyai bentuk dan ukuran yang sama (paku homospor). Paku purba dibedakan menjadi dua ordo, yaitu Psilophytales dan Psilotales.
a) Ordo Psilophytales (paku telanjang)
Berupa terna, belum mempunyai akar (spesialuntuk rizoid), tidak berdaun atau berdaun kecil-kecil (mikrofil), batang sudah mempunyai pembuluh.
Famili :
Rhyniaceae
Spesies :
Rhynia major, Zosterophylum australianum

b) Ordo Psilotales
Berupa terna kecil, rendah, belum mempunyai akar (spesialuntuk rizoid), bercabang menggarpu, mikrofil mirip sisik-sisik pada batang. Protalium sudah ada, spesialuntuk berukuran beberapa sentimeter saja.
Familia :
Psilotaceae
Spesies :
Psilotum nudum, terdapat di Jawa.
Psilotum triquetrum, terdapat di kawasan tropik.

2. Kelas Equisetinae (paku ujung kuda)

Berupa terna, menyukai tempat-tempat lembab, batang dengan percabangan berkarang dan faktual ruas-ruas batangnya. Daun kecil- kecil mirip rambut tersusun berkarang. Sporofil berbentuk mirip gada atau kerucut pada ujung batang. Hanya terdiri atas satu ordo, yaitu ordo Equisetales.
Hidup di darat atau rawa-rawa, mempunyai semacam rim-pang yang merayap dalam tanah, batang berpembuluh bertipe kolateral.

Paku Ekor Kuda


Famili :
Equisetaceae
Spesies :
Equisetum debile (paku ujung kuda), ditemukan di Indonesia.
Equisetum arvense
Equisetum pretense

3. Kelas Lycopodinae (paku kawat)

Batang bercabang, tumbuh tegak atau menjalar dengan percabangan menjulang ke atas. Berkas pengangkut masih sederhana. Daun mirip jarum, beberapa jenis sudah menunjukkan diferensiasi menjadi jaenteng tiang dan jaenteng bunga karang. Terdiri atas 4 ordo, yakni ordo Lycopodiales, Selaginellales, Lepidodendrales, dan Isoetales.

a) Ordo Lycopodiales
Berupa terna, batang mempunyai berkas pengangkut sederhana. Daun mirip jarum dianggap homolog dengan mikrofil dengan satu tulang daun tidak bercabang. Akar bercabang menggarpu, sporofil berbentuk segitiga sama sisi.
Familia:
Lycopodiaceae
Spesies:
Lycopodium cernuum, sering digunakan dalam pembuatan karangan bunga.
Lycopodium clavatum, serbuk spora sebagai pelapis pil semoga tidak lengket.

b) Ordo Selaginellales
Sebagian berbatang tegak, tapi juga ada yang batang mendatar, tidak mengalami pertumbuhan sekunder. Daun ada dua macam, mikrofil dan makrofil, belum mengalami diferensiasi membentuk jaenteng pagar dan jaenteng spons. Akar tumbuh dari belahan batang yang tidak berdaun. Bersifat heterospor, protalium sudah mereduksi, berukuran sangat kecil.

misal spesies: Selaginella wildenowii, Selaginella caudate, Selaginella Plana.

Psilophytinae meliputi beberapa aspek tumbuhan paku yang masih primitif Klasifikasi Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Selaginella sp.


c) Ordo Lepidodendrales
Paku yang tergolong ordo Lepidodendrales kini sudah punah. Ordo Lepidodendrales berbentuk pohon yang mencapai tinggi hingga 30 m dengan diameter batang 2m. Daun ibarat jarum, mempunyai lidah-lidah. Dalam daun terdapat berkas pengangkut yang sederhana. Batang sudah menunjukkan pertumbuhan menebal sekunder dan terdapat meristem.

Ordo ini terdiri atas dua famili, yaitu:
Famili :
Sigillariaceae
Spesies :
Silillaria elegans
Gigillaria micaudi

Famili :
Lepidodendraceae
Spesies :
Lepidodendron visculare
Lepidodenstron aculeatum
Lepidaostrobus major

d) Ordo Isoetales
Ordo Isoetales berupa terna, sebagian hidup pada tanah, sebagian hidup karam dalam air. Batang mirip umbi, jarang sekali bercabang menggarpu. Pada belahan atas batang terdapat daun-daun yang berujung lancip yang panjangnya mencapai 1 cm. Daun-daun kebanyakan sporofil dengan satu sporangium. Hanya daun yang letak dan posisinya paling dalam yang steril. Daun yang letak dan posisinya lebih dalam ialah mikrosporofil.

Isoctales terdiri atas satu famili, yaitu:
Famili :
Isoctaceae
Spesies :
Isoctes lacustris
Isoctes duvieri

4. Kelas Filicinae

Kelas Filicinae ialah kelompok tumbuhan paku dalam pengertian sehari-hari. Menyukai habitat yang teduh dan lembab (higrofit). Berdaun besar (makrofil) dan bertangkai dengan tulang-tulang daun. Daun yang masih muda menggulung pada ujungnya. Banyak ditanam sebagai tumbuhan hias, contohnya paku tanduk rusa (Platycerium bifurcatum), suplir (Adiantum cuneatum), atau sebagai tumbuhan obat, mirip Dryopteris filixmas.

Dilihat dari lingkungan hidupnya, tumbuhan paku dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yakni paku tanah, paku air, dan paku epifit. Kelas Filicinae meliputi tiga subkelas, yaitu Eusporangiatae, Leptosporangiatae, dan Hydropterides.

a) Subkelas Eusporangiatae
Kebanyakan berupa terna, protalium di bawah tanah tidak berwarna, atau di atas tanah berwarna hijau. Protalium selalu ditumbuhi cendawan endofitik. Sporangium berdinding tebal dan berpengaruh dengan spora-spora yang sama besar.

Subkelas Eusporangiatae terdiri dua ordo, yaitu Ophioglossales dan Marattiales.
  • Ordo Ophioglossales
    Meliputi tumbuhan paku berbatang pendek dalam tanah. Daun asimilasi dan daun sporofil terang kelihatan, berbentuk malai atau bulir keluar dari tangkai, dari awal, dari tengah, atau dari tepi daun steril. Sporangium sama besar (homospor), bulat, tanpa annulus, berdinding kuat. Dalam mendapat masakan Ophioglossales bersimbiosis dengan mikoriza. Dari familia Ophioglossaceae contohnya Ophioglossum vulgatum, Botrycium lunaria, terdapat di Eropa Ophioglossum reticulum, terdapat di Indonesia.
  • Ordo Maratttiales
    Tumbuhan paku kelompok ini berdaun amat besar, menyirip ganda hingga beberapa kali. Sporangium berdinding tebal, tanpa annulus, terdapat di sisi bawah daun, umumnya homospor. Sporangium berlekatan membentuk sinangium. Ordo ini spesialuntuk mempunyai satu famili, yaitu Marattiaceae. misal spesies: Christensenia aesculifolia, daun menjari, beranak daun 3, sinangium berbentuk cincin pada sisi bawah daun. Marattia fraxinea, daun dengan panjang hingga 2 meter, menyirip ganda, pada awal tangkai terdapat duri yang ialah modifikasi daun penumpu. Angiopteris evecta (paku kedondong), paku besar, daun panjangnya mencapai 2-5 meter, menyirip ganda 2-4, anak daun ibarat daun kedondong.

b) Subkelas Leptosporangiatae
Tumbuhan paku subkelas ini beranggotakan sekitar 90% dari total genus dalam kelas Filicinae, yang tersebar di seluruh muka bumi. Paling banyak terdapat di kawasan tropis, mulai jenis paku terkecil (berukuran beberapa cm) hingga paku pohon. Yang berupa paku pohon, biasanya batang tanpa kambium, kekuatan batang berasal dari rangkaian berkas pengangkut yang tersusun konsentris. Kebanyakan berupa terna dengan rimpang tumbuh mendatar atau sedikit tegak, jarang bercabang.

Daun muda selalu menggulung alasannya ialah pertumbuhan sel-sel pada sisi bawah daun yang lebih cepat. Petumbuhan apikal hampir tidak terbatas, anatomi daun sudah ibarat Spermatophyta dengan diferensiasi, adanya diferensiasi membentuk jaenteng tiang dan jaenteng bunga karang. Tulang daun bercabang-cabang dengan banyak sekali macam pola sebagai salah satu dasar klasifikasi. Kadang- kadang sebagian daun tertutup oleh semacam sisik yang dinamakan palea. Umumnya sporofil mempunyai bentuk yang sama dengan trofofil, sporangium terdapat di sisi bawah daun. Sporangium terkumpul menjadi sorus yang bentuknya bermacam-macam. Sporangium muncul dari penonjolan jaenteng daun yang dinamakan plasenta atau reseptakulum. Sebelum masak, sorus tertutup oleh selaput yang dinamakan indusium. Sistem pertulangan daun, susunan sporangium, bentuk dan letak sorus, ada tidaknya indusium ialah ciri pengenal yang penting dan digunakan sebagai dasar klasifikasi. Semua paku Leposporangiatae bersifat homospor. Protalium berukuran beberapa sentimeter saja dengan umur terbatas.

Subkelas Leptosporangiatae terdiri dari beberapa famili, di antaranya:
  • Osmundaceae, contohnya yaitu Osmunda javanica, terdapat di Indonesia.
  • Schizaeaceae, contohnya yaitu Schizaea digitata, Schizaea dichotoma, terdapat di Indonesia. misal lain Lygodium circinnatum, batang membelit, daun amat panjang, tersusun menyirip.
  • Gleicheniaceae, pola spesiesnya yaitu Gleichenia linearis, Gleichenia leaevigata (paku andam, paku resam)
  • Matoniaceae, contohnya Matonia pectinata, tumbuh di Kalimantan.
  • Hymenophyllaceae, contohnya yaitu Hymenophyllum australe, hidup di tanah atau epifit.
  • Cyatheaceae, contohnya Cyathea javanica, Alsophila glauca (paku tiang), hidup di hutan- hutan atau di pinggir kali.
  • Polypodiaceae, pola spesies: Davallia trichomanoides , Nephrolepis exaltata, Aspidium filix-mas, mempunyai rimpang yang sanggup digunakan untuk obat (Aspidium) , Asplenium nidus (paku masukang burung) , Pteris ensiformis, ialah paku tanah , Adiantum cuneatum (suplir), sebagai tumbuhan hias , Drymoglossum heterophyllum , Drymoglossum piloselloides (paku picis), epifit pada pepohonan , Playtcerium bifurcatum (paku tanduk rusa), sebagai tumbuhan hias , Acrosticum aureum (paku laut)

c) Subkelas Hydropterides
Subkelas ini beranggotakan tumbuhan paku yang hidup di air. Umumnya heterospor, menghasilkan makrospora dan mikrospora. Badan yang mengandung sporangium dinamakan sporokarpium. Hydropterides meliputi dua ordo, yaitu ordo Salviniaceae dan Marsileaceae.
  • Ordo Salviniaceae, pola spesies: Salvinia natans, paku air yang mengapung, terdapat di Asia dan Eropa , Azolla pinnata, tumbuhan kecil, lunak, bercabang-cabang, terapung di air. Daun yang terapung berfungsi untuk asimilasi, di dalamnya terdapat ruangan-ruangan meliputi koloni Anabaena azollae, sejenis alga biru yang sanggup mengikat nitrogen udara.
  • Suku Marsileaceae, pola spesies: Marsilea crenata (semanggi), hidup di air, berakar dalam tanah, batang merayap, daun bertangkai panjang dengan empat helai anak daun, dimanfaatkan sebagai sayuran.


Menurut habitatnya tumbuhan paku dikelompokkan menjadi paku tanah, paku air, dan paku pohon.

Belum ada Komentar untuk "Klasifikasi Flora Paku (Pteridophyta)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel