Beternak Merpati Pos
Di Eropa dikala Perang Dunia I maupun II, merpati pos memegang peranan penting. Di Indonesia, merpati pos juga dimanfaatkan selama Revolusi Fisik tahun 1945 hingga 1949. Ketika itu pesawat radio memang sudah ada. Tetapi pesan diam-diam yang disampaikan melalui radio akan gampang diketahui oleh pihak lawan. Sementara jaringan telepon belum seluas sekarang. Telepon genggam (HP) juga belum ada. Karenanya, burung merpati pos menjadi sangat terkenal untuk memberikan pesan singkat tetapi rahasia. Tetapi jangan salah duga. Merpati pos bukan pengantar surat. Kaprikornus beliau mustahil diminta untuk mengantar surat ke sembarang tempat. Yang bisa dilakukannya hanyalah membawa surat dari mana saja ke rumahnya. Berapa pun jauhnya dari rumah, si merpati tetap akan
bisa menemukan jalan pulang, dan tentu saja sambil membawa pesan.
Jadi kelebihan merpati pos yaitu kemahirannya menemukan jalan pulang. Bukan dalam hal mengantar surat. Merpati pos yang tinggal di Pasar Minggu, Jakarta Selatan misalnya, tidak akan mau disuruh mengantar surat meskipun hanya hingga ke Menteng, Jakarta Pusat. Tetapi ia akan bisa menemukan jalan pulang meskipun dilepas di Kupang (NTT) atau Banda Aceh. Prestasi ini selain merupakan talenta alam, juga disebabkan oleh latihan. Merpati biasa, lebih-lebih merpati hias, meskipun dilatih, tidak akan pernah bisa berprestasi menyerupai merpati pos. Sebaliknya, merpati pos sebaik apa pun, jika tidak pernah dilatih juga tidak akan bisa berprestasi baik. Latihan dilakukan semenjak merpati belum bisa terbang dan masih berada dalam sarang.
Sekitar umur 5 hingga dengan 10 hari, kaki burung harus diberi cincin permanen yang pertanda asal-usul burung. Cincin ini bisa dibeli pada organisasi penggemar merpati pos atau pada breeder merpati pos profesional. Setelah diberi cincin, burung harus sering kita pegang untuk membiasakannya tidak takut pada orang. Pemegangan dilakukan dengan lembut hingga ketika sangkar kita bersihkan, anak burung sudah terbiasa melihat tangan kita dan tidak ketakutan serta stres. Dengan sering diangkat dengan hati-hati dan lembut serta kita kembalikan ke dalam sarang, anak burung akan tahu bahwa sarangnya aman. Ini merupakan modal utama hingga sehabis cukup umur pun, burung merpati pos akan selalu kembali ke dalam sarang kawasan beliau dibesarkan.
Ketika anak burung mulai berani keluar sarang, maka latihan serius sudah harus dimulai. Kandang merpati pos selalu terdiri dari kotak sarang berikut pintu serta pelataran untuk mendarat sehabis terbang. Anak burung yang belum bisa terbang dan belum bisa makan sendiri pun, sudah mulai berani keluar sarang dan menyongsong induknya di pelataran mendarat. Di sini belum dewasa burung ini akan mengangakan paruh mereka untuk segera disuapi oleh induk mereka. Pada dikala inilah kita mulai bisa memberi instruksi dengan peluit atau benda yang dipukul, contohnya kentongan atau kaleng, biar anak burung kembali masuk ke dalam sarang. Kalau instruksi ini belum juga membuatnya masuk ke dalam sarang, maka instruktur bisa mendorongnya dengan alat berbentuk menyerupai raket berpermukaan lembut yang bertangkai panjang.
Dengan alat inilah kita usahakan mendorong anak burung biar mau masuk kembali ke dalam kandang. Latihan awal ini harus dilakukan dengan ekstra hati-hati biar anak burung tidak kaget kemudian mengalami trauma. Alat pendorong ini harus tetap berada di pelataran mendarat, biar anak burung tahu bahwa benda tersebut tidak berbahaya. Hingga sehabis bisa makan sendiri dan siap terbang, beliau sudah erat dan terbiasa didorong masuk dengan alat tersebut. Setelah anak burung bisa terbang dari sarang ke pelataran pendaratan, latihan terus dilanjutkan. Dengan latihan menyerupai ini, merpati pos secara naluriah akan selalu kembali ke sarangnya meskipun dilepas di lokasi yang sangat jauh. Selanjutnya, latihan terbang dan kembali ke sarang dilakukan secara sedikit demi sedikit makin usang makin jauh.
Jenis merpati pos antara lain Racing Homer, Exhibition Homer, German Beauty Homer dan Giant Homer. Merpati pos Homer yang berasal dari merpati liar Columbia livia yang juga menurunkan jenis merpati potong Homer King. Selain Homer, juga dikenal jenis Tumbler menyerupai English Shortfaced Tumbler, Flying Tumbler dan Parlour Tumbler yang juga disebut Ground Tumbler atau House Tumbler. Kemudian Birmingham Roller, Comulet dan Flight. Di Indonesia, khususnya di Jakarta, yang sudah banyak dipelihara antara lain Racing Hommer yang di kalangan penggemar merpati disebut megan sesuai dengan warna bulunya yang biru ke abu-abuan dengan dua strip hitam di bulu sayapnya.
Memelihara merpati pos harus dimulai dengan mempersiapkan kandang. Kandang merpati pos terdiri dari kotak sarang, tenggeran, pelataran mendarat dan sangkar terbuka (ren). Kandang ren ini harus tertutup oleh kawat kasa di sekelilingnya dan beratapkan fiberglas. Manfaat sangkar ren yaitu biar burung bisa memperoleh sinar matahari, namun tidak sanggup terbang ke mana-mana. Hingga ketika sedang tidak dilepas, burung akan terus-menerus berada di dalam sangkar atau malahan di dalam sangkarnya. Ukuran kotak sangkar merpati pos yang ideal mempunyai panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 45 cm, yang dibentuk memanjang ke dalam. Sangkar ini dan keseluruhan sangkar dibedakan untuk breeding, pembesaran anak dan untuk merpati dewasa.
Tiga jenis sangkar ini sebetulnya sama, kecuali ukuran dan kelengkapan kotak sangkarnya. Ukuran ruang terbuka untuk burung cukup umur lebih luas dibanding untuk breeding dan pembesaran anak burung. Kotak sarang untuk burung cukup umur dan anak burung, dilengkapi dengan tenggeran. Sementara kotak breeding tidak perlu diberi tenggeran alasannya yaitu akan dipakai untuk membangun sarang. Agar burung yang akan bertelur mau membangun sarang, maka di lantai sangkar ren, ditaburkan rumput atau jerami kering. Pada dikala menjelang bertelur (giring), merpati akan mengambil cuilan rumput dan jerami kering ini dan membawanya masuk ke dalam kotak sangkar untuk sarang bertelur.
Bentuk sangkar yang tertutup ini sangat penting bagi merpati pos. Sebab apabila sangkar hanya berupa kotak sarang, dibiarkan berada di kawasan terbuka dan hanya diberi kawasan pendaratan, maka burung cukup umur (induk) yang kita beli dari para penangkar profesional akan kembali ke lokasi penangkaran. Untuk itulah induk yang kita beli harus kita kurung seumur hidup. Baru keturunannya yang sudah dilatih, yang bisa kita lepaskan untuk kembali ke sangkar masing-masing. Memang ada pula calon peternak yang membeli benih berupa anak burung yang gres saja diberi cincin, biar beliau tidak kembali ke lokasi breedingnya. Namun perawatan awalnya akan sangat merepotkan. Sebab anak burung tersebut masih harus disuapi.
Pola hidup merpati yaitu pasangan tetap seumur hidup, baik berupa perkawinan sedarah (inbreeding), perkawinan keluar (outcrossing) maupun perkawinan semarga (linebreeding). Biasanya, merpati muda akan mencari pasangannya selama dalam sangkar pembesaran, atau sehabis mereka dipindahkan ke sangkar dewasa. Apabila merpati belum menemukan pasangannya, maka penjodohan bisa dilakukan secara paksaan dengan cara mengurungnya dalam kotak sarang selama dua hingga tiga hari. Setelah jodoh, burung akan kawin dan dalam kotak sarang kita siapkan kawasan bertelur berupa mangkuk keranjang bambu kecil atau kotak kayu.
Meskipun burung akan mengambil cuilan rumput kering atau jerami di lantai sangkar ren, namun ada baiknya ke dalam kotak itu kita letakkan jerami dan rumput kering sebagai bantalan telur. Merpati akan bertelur dua butir. Masa pengeraman antara 16 hingga 18 hari. Anak burung yang gres saja menetas hingga dengan umur 4 hari, akan disuapi cairan menyerupai susu yang berasal dari tembolok induk betinanya. Setelah empat hari, cairan tembolok itu akan mulai tercampur dengan butiran pakan yang sangat halus. Makin usang butiran pakan itu akan semakin banyak dan kasar. Setelah umur 10 hari, induk hanya akan menyuapi anaknya dengan butiran pakan kasar.
Pemberian cincin dilakukan antara umur 5 sd. 10 hari ini. Apabila ada calon peternak yang ingin membeli anak burung merpati pos, maka idealnya pada umur di atas 10 hari. Sebab meskipun burung tersebut belum disapih, namun sudah cukup berpengaruh hanya diberi pakan tanpa cairan tembolok. Pakan merpati pos bisa berupa pelet 100%, bisa pula dengan kombinasi biji-bijian, contohnya gabah, jagung dan sorgum sebanyak 70% dengan dicampur pelet 30%. Selain itu merpati juga harus diberi hijauan lunak menyerupai bayam, kangkung, selada, selada air, kol, wortel, seledri dll, yang dicincang dengan ukuran biar gampang ditelan oleh burung.
Volume pakan induk jantan maupun betina selama masa menyuapi anak, harus ditingkatkan tiga kali lipat dari volume biasa. Sebab pakan ini juga akan dipakai untuk menyuapi belum dewasa mereka. Sekitar dua ahad sehabis telur pertama menetas, induk betina akan kembali bertelur. Untuk itu diharapkan sarang baru. Selama dua ahad telur kedua ini akan dierami hingga menetas. Dua ahad kemudian, induk betina akan kembali bertelur untuh tahap ketiga. Namun sehabis telur ketiga tamat disuapi dan induk berkemas-kemas untuk bertelur tahap keempat, sebaiknya induk jantan dan betina tersebut segera dikeluarkan dari sangkar breeding untuk ganti bulu. Penempatan induk yang gres saja mengeram, dipisahkan antara jantan dengan betinanya.
Meskipun dalam setahun merpati pos bisa menghasilkan empat pasang anak, namun kita harus menjaganya biar pasangan induk ini hanya dibatasi menghasilkan tiga pasang anak dalam tiga angkatan. Selanjutnya induk harus diistirahatkan untuk mengumpulkan energi bagi proses breeding tahun berikutnya. Saat ini harga sepasang merpati pos antara Rp 250.000,- hingga dengan di atas Rp 1.000.000,- tergantung jenis serta kualitasnya. Semakin langka jenisnya, lebih-lebih jenis yang belum banyak dibudidayakan di Indonesia, harganya akan semakin tinggi. Namun tingginya harga pasangan merpati pos juga ditentukan oleh kualitas induknya. Semakin sering induknya memenangkan lomba, maka akan semakin tinggi harga keturunannya

Belum ada Komentar untuk "Beternak Merpati Pos"
Posting Komentar