Memilih Merpati Balap Yang Baik
Untuk mempunyai merpati balap yang baik tentunya harus mela¬lui banyak sekali proses pemilihan yang ketat: Tidak cukup asal membeli di pasaran saja. Saat membeli sebaiknya calon pemilik telah mengetahui ciri-ciri merpati balap yang baik. Bila perlu harus mendapat secara terang warta keturunan serta prestasi merpati yang akan dibeli dari pemiliknya. Memilih merpati balap bisa juga melalui induk yang telah diketahui riwayat prestasinya, kemudian diambil anakannya.
Meskipun sebagian penggemar menyampaikan dari bibit yang baik akan menghasilkan merpati balap unggulan, ternyata tidak semuanya benar. Keturunan hibrida pun untuk menjadi merpati unggulan, harus diimbangi kondisi fisik merpati itu sendiri. Kondisi fisiknya harus memenuhi kriteria khusus, gres diberikan perawatan dan program-program latihan yang cukup memadai. Diharapkan cara ini sanggup mengantarkan merpati siap berlaga di arena lomba dan bisa keluar sebagai juara.
Pengalaman penggemar yang sering menjuarai arena balap merpati beropini bahwa faktor keturunan memegang peranan yang sangat tinggi hingga mencapai 70%. Namun, bila tidak mendapat perawatan dan latihan yang baik tentu sulit untuk mencapai prestasi yang maksimal. Sebaliknya, perawatan dan latihan yang sudah memadai kalau tidak ada darah juara, juga akan sia-sia.
Ciri-ciri merpati blap yang baik
Untuk mendapat merpati balap yang baik, selain faktor keturunan, kondisi fisik juga harus benar-benar diperhatikan. Penggemar, terutama yang masih pemula, lebih menyukai merpati halap standar. Secara umum ciri fisik merpati balap yang baik mirip berikut ini.
I. Kepala
Bentuk kepala yang baik yaitu kepala burung merpati yang bangkok, yaitu lonjong tidak terlalu kecil atau besar. Merpati yang kepalanya terlalu besar tidak bisa terbang cepat dan ketika tembak (jatuh di tangan joki) terasa lamban. Bentuk leher merpati yang baik yaitu tegak dan pendek atau tidak terlalu panjang. Mengingat bila leher merpati panjang akan mengakibatkan ia kurang lincah menengok ke kiri serta ke kanan. I'mruh dan hidungnya kelihatan menyatu bila dilihat dari samping, bentuk paruh merpati yang diakui anggun yaitu yang ibarat paruh derkuku.
2. Mata
2. Mata
Kebanyakan mata burung merpati balap yang berprestasi ber¬warna kuning dan tampak higienis dengan kornea mata hitam, kecil, serta bening. Meskipun demikian, warna mata merah atau putih masih dianggap baik kalau terlihat higienis dan kornea matanya hitam, kecil, serta bening. Penglihatan dengan bentuk mata mirip ini diakui sangat tajam. Ketajaman mata bagi merpati balap sangat penting. Dengan penglihatan yang tajam begitu dilepas dibutuhkan ia bisa pribadi mengetahui di mana posisi sang joki yang memegang betina berada. Dengan demikian, pada jarak jauh merpati balap sudah melihat posisi joki sehingga akan semakin mempercepat terbangnya.
3. Daging
3. Daging
Daging merpati balap yang baik berbeda dengan binatang aduan yang mempunyai daging keras. Daging merpati penerbang yang cepat dan tangguh ialah yang gembur atau empuk dengan bungkus kulit ari yang tipis dan bersih. Badan merpati balap pun terasa ringan meskipun kelihatan besar.
4. Bulu halus
Bulu halus yang baik tampak ibarat sutera yang mengilat. Selain kilauan cahaya yang dipancarkan dari bulunya, bila dipegang pun terasa mengandung tepung sehingga terasa licin. Sepintas bulu tersebut kelihatan seakan-akan berminyak. Bila tersiram, air akan sulit melekat padanya. Bulu tersebut juga mirip kapas. Ciri ini tidak hanya untuk merpati balap, tetapi juga berlaku pada merpati pos dan kentong.
5. Sayap terbang
Bulu sayap terbang merpati balap terbagi menjadi dua bagian. Bulu-bulu di ujung sayap hingga ke pertengahan potongan sayap disebut bulu terbang primer atau utama. Pada merpati balap yang baik berjumlah sepuluh helai (lengkap). Sementara bulu-bulu dari potongan pertengahan sayap hingga ke potongan ketiak disebut bulu terbang sekunder. Bila kondisi sayap merpati balap lengkap, burung ini bisa terbang dengan kecepatan penuh. Banyak yang beropini kalau jumlah sayap terbang primer kurang dari sepuluh helai, sebaiknya tidak diturunkan dalam lomba. Meskipun demikian, ada beberapa merpati yang bisa menawarkan pres-tasi dengan jumlah sayap terbang primer kurang dari sepuluh helai. Namun, tetap diakui bahwa bila jumlah helaian sayapnya lengkap prestasinya akan lebih baik. Posisi sayap terbang ini harus rata mulai dari ujung hingga pangkal, ibarat daun pisang. Bila sayap dibentang tidak terdapat celah dan jaraknya rapat serta sama antara bulu sayap yang satu dengan yang lain sehingga kelihatan rapi. Bentuk bulu sayap semacam ini akan membantu kecepatan terbangnya.
6. Tulang sayap
Tulang sayap yang menjadi pangkal kekuatan mengayun ketika terbang tidak bisa diabaikan begitu saja. Bagian ini harus benar-benar dalam kondisi prima. Ciri tulang sayap yang baik berbentuk merit (bagian pangkal besar, semakin ke ujung semakin kecil). Bila tulang sayap bengkok atau lurus, tidak terlalu banyak berpengaruh. Tulang sayap yang baik lebih tebal, keras, dan rapat. Merpati yang tulangnya tebal dan keras kebanyakan terbangnya cepat dan tidak gampang lelah. Merpati balap yang bangun tegap sepintas bisa diduga mempunyai tulang yang baik.
7. Sendi pangkal sayap
Persendian pada pangkal sayap harus dicari yang bundar serta ukuran antara kiri dan kanan sama atau tidak ada perbedaan. Untuk mengetahui ciri sendi pangkal sayap yang demikian cukup diraba. Bila terasa tidak rata (ada benjolan), perlu diwaspadai. Bisa-bisa persendiannya tidak pada posisi yang sebenarnya. Kondisi itu sangat besar lengan berkuasa pada kecepatan terbang merpati.
8. Bulu ekor
8. Bulu ekor
Bulu ekor bagi merpati serta burung lain menjadi kemudi yang mempunyai tugas dan besar lengan berkuasa sangat vital terhadap kemampuan terbangnya. Oleh alasannya yaitu itu, kondisinya harus dalam keadaan maksimal (lengkap). Bulu ekor merpati balap rata-rata berjumlah dua belas helai dan pada posisi tidak terbang terlihat mirip jagung yang masih terbungkus kelobot (seludang). Panjang bulu ekor ketika merpati dipegang lebih panjang dari bulu sayap terbang, selisihnya sekitar 2 cm. Bulu ekor agak renggang dan tidak saling menempel. Kondisi mirip ini besar lengan berkuasa pada ketika terbang. Ia bisa terbang dengan leluasa. Demikian juga bisa mendarat di tangan joki dengan mulus dan tidak terlalu keras.
9. Tulang dada
Bila ingin mempunyai merpati yang bisa terbang tinggi dan rendah harus dipilih yang mempunyai tulang dada lebih panjang hingga mendekati anus. Merpati yang demikian bisa diturunkan dalam banyak sekali kategori lomba baik jarak akrab maupun jauh. Merpati yang mempunyai tulang dada pendek kecenderungan terbangnya tinggi, tetapi kurang menguntungkan kalau diturunkan pada lomba kelas sprint yang hanya menempuh jarak hingga 500 m.
10. Tulang supit
Bentuk tulang supit ternyata juga menjadi ciri kualitas merpati: baik atau tidak. Merpati yang baik, posisi tulang supitnya sedang, yaitu sekitar 0,5 cm. Jika terlalu dekat, ketika terbang kemudian belok, tulang supitnya akan terasa sakit. Sebaliknya, bila tulang supit terlalu lebar bisa menimbulkan merpati kurang gesit (lincah dan cepat). Selain itu, tulang supit juga harus keras. Bila tulang supit keras, merpati balap akan sangat keras pula ketika tembak (hinggap) di tangan joki. Bahkan kalau berdekatan dengan lawan, keberanian menjatuhkan diri ke tangan sang joki lebih jago lagi.

Belum ada Komentar untuk "Memilih Merpati Balap Yang Baik"
Posting Komentar